Banda Aceh - Wakil
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf mengingatkan kepada seluruh wartawan Aceh untuk
tidak mengedepankan uang ketika meliput berita. Tipikal demikian justru akan
merusak kredibilitas wartawan dan perusahaan medianya sendiri.
“Pateh haba lon sige, menye hana neupateh, han akan maju wartawan Aceh, cipateh kei sige, dan pejioh dari pada peng (patuhi perkataan saya sekali, kalau tidak, wartawan Aceh tidak akan maju, dan jauhkan uang-red),” tegas Muzakir Manaf dalam bahasa Aceh yang kental usai meresmikan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh di Banda Aceh, Senin (19/08/2013).
Pria yang kerap disapa mualem itu juga berpesan kepada wartawan untuk jangan membuat berita yang membingungkan pembaca. Misalnya banyak penggunaan bahasa asing, sehingga pembaca tidak mengerti.
“Setiap menulis, ushakan perkataan yang mudah dimengerti oleh publik, banyak kata-kata asing yang tidak dimengerti. Di Aceh masih banyak orang awam,” ujar Muzakir Manaf. (*)
“Pateh haba lon sige, menye hana neupateh, han akan maju wartawan Aceh, cipateh kei sige, dan pejioh dari pada peng (patuhi perkataan saya sekali, kalau tidak, wartawan Aceh tidak akan maju, dan jauhkan uang-red),” tegas Muzakir Manaf dalam bahasa Aceh yang kental usai meresmikan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh di Banda Aceh, Senin (19/08/2013).
Pria yang kerap disapa mualem itu juga berpesan kepada wartawan untuk jangan membuat berita yang membingungkan pembaca. Misalnya banyak penggunaan bahasa asing, sehingga pembaca tidak mengerti.
“Setiap menulis, ushakan perkataan yang mudah dimengerti oleh publik, banyak kata-kata asing yang tidak dimengerti. Di Aceh masih banyak orang awam,” ujar Muzakir Manaf. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar