Home » , » Calon Senator Termuda ‘Keubanggaan Ureung Aceh’

Calon Senator Termuda ‘Keubanggaan Ureung Aceh’

Written By Unknown on Selasa, 17 September 2013 | 23.41

Fachrul Razi, M.I.P, demikian nama leng­kapnya, salah seorang pemuda yang cerdas, kreatif, inovatif dan ban­yak hal-hal positif lainnya yang melekat pada dir­inya, mantan juru bicara Partai Aceh ini mencalonkan diri sebagai calon DPD RI, ia merupakan salah satu calon senator termuda se Indonesia, dan masih single. Berikut hasil wawancara den­gan salah satu calon senator Keubanggaan Ureung Aceh ini.

Katanya Anda maju sebagai calon DPD RI, kenapa tidak memilih menjadi Caleg DPR RI atau DPRA ?
Insya Allah, karena saya melihat banyak permasalahan yang tidak selesai dan hal tersebut merupakan tugas dan wewenang DPD RI yang selama ini belum dijalankan secara maksimal. DPD RI mewakili keterwakilan Aceh, sehingga memiliki tantangan yang lebih besar dan membutuhkan keseriusn dari kita untuk dapat menjadikan DPD RI sebagai institusi di negara ini dalam mempercepat proses pembangunan dan perdamaian di Aceh.

Kabarnya anda sekarang tidak lagi menjabat sebagai Jubir PA, kenapa, dan siapa pengganti anda ?
Saya orang yang siap bekerja dimana saja, dan siap bekerja secara ikhlas. Posisi Juru Bicara adalah amanah bagi saya dan alhamdulillah selama 2,5 tahun saya menjabat sebagai Juru Bicara di periode DPA PA tahun 2008-2013, banyak hal yang telah saya lakukan demi kebaikan dan kemajuan Partai Aceh. Untuk periode yang baru, memang belum ada SK untuk masing masing bidang termasuk Juru Bicara, karena masih demisioner semua. Ya kalau dipercayakan kembali yang saya harus siap demi Partai Aceh, dan Alhamdulillah juga jika saya dipercaya untuk posisi lainnya saya juga harus siap, termasuk dipersiapkan oleh Partai Aceh untuk naik DPD RI, sama seperti rekan saya lainnya yang dipersiapkan di Partai Aceh untuk naik DPRK, DPRA dan DPR RI.

Sudah sejauh mana persiapan anda menuju Senayan sebagai calon Senator ? 
Sejauh ini saya masih menyusun strategi pemenangan dan tim sukses, karena masa kampanye masih lama. Setidaknya yang saya lakukan adalah membantu Partai Aceh untuk mempersiapkan calon calon yang diusung ke DPRK dan DPRA dengan mempersiapkan beberapa training politik dalam waktu dekat.  Politik itu membutuhkan kejujuran dan kecerdasan, bukan nafsu dan keinginan atas kekuasaan, oleh karena itu saya akan berkampanye politik yang jujur dan cerdas di 2014, setidaknya untuk meyakinkan rakyat Aceh bahwa politik itu adalah cara untuk kebaikan bukan sebaliknya. Oleh karena itu pendidikan politik sangat perlu dikedepankan pada Pemilu 2014 mendatang.

Kabarnya, saat mendaftar sebagai Calon DPD, anda di antar langsung oleh Abu doto (Gubernur Aceh, redaksi), apakah itu pertanda Gubernur mengarahkan pilihan Rakyat Aceh untuk anda ?
Pak Gubernur Dr. Zaini Abdullah hanya mengantarkan saya sebagai orang tua, bukan sebagai Gubernur, karena beliau Tuha Peuet Partai Aceh, dan alhamdulilllah pimpinan di Partai baik di Pusat maupun di Wilayah sangat mendukung saya, jadi semua ini adalah amanah yang harus saya jaga dan saya perjuangan.   Saat ini saya dipercaya sebagai staf khusus Gubernur Aceh, saya banyak balajar dari Dr. Zaini sebagai orang tua saya. Beliau sangat mendidik saya untuk masa depan Aceh yang lebih baik, demikian juga dengan Wali Nanggroe, Tgk Malik Machmud Al Haytar, saya diajarkan bagaimana membangun Aceh kedepan. Ilmu ini bagi saya saya berguna untuk masa depan saya dan Aceh kedepan. Bagi saya, Mualem (Muzakir Manaf) juga banyak mengajarkan politik kepada saya, dari kesabarannya dan rendah diri seorang Mualem, banyak memberikan inspirasi bagi saya dalam berkiprah di politik Aceh hari ini. Mereka bertiga bagi saya adalah Orang Tua yang patut kita teladani.

Pemilu kali ini ada 40 calon Senator, 4 diantaranya Incumbent, apakah anda mampu tembus ke Senayan ?
Saya hanya berusaha yang terbaik bersama Partai dan tim saya, semuanya kembali kepada Allah. Manusia hanya berusaha, Allah lah yang menentukannya. Yang terpenting adalah, meyakinkan Rakyat Aceh untuk mendukung kita, karena secara ekonomi, sejujurnya saya memiliki kelemahan dalam bidang keuangan, namun hari ini Rakyat sudah cerdas, berpolitik dengan uang (money politics) adalah cara yang tidak disukai oleh rakyat. Saya hanya menawarkan program untuk menyelamatkan UUPA dan MoU Helsinki  di senayan agar dapat diimplementasikan secara baik oleh Pemerintah Pusat. Itulah fungsi DPD RI yang sangat utama yaitu memperjuangkan UUPA dan MoU Helsinki agar dapat dijalankan dengan baik oleh Pemerintah Pusat di Jakarta.    

Kalau terpilih, mungkin anda merupakan Anggota Senator termuda se Aceh, mungkin juga se Indonesia ?
Insya Allah, hanya Allah lah yang menentukan. Namun disisi lain hal ini juga dapat memberikan motivasi buat kaum muda untuk dapat berkiprah dalam politik dan pemerintahan, bahwa usia muda bukanlah suatu halangan. Demikian juga dengan strategi Partai Aceh yang banyak mengkader tokoh muda dalam politik dan memberikan ruang yang luas bagi kaum muda untuk berkiprah dan berkontribusi.

Kita harus belajar dari Almarhum Wali Tengku Hasan Muhammad di Tiro, diusia beliau yang muda beliau sudah terjun dalam dunia politik dan diusia beliau yang sangat muda, beliau memperoleh gelar Doktor dalam bidang politik dan ekonomi. Saya banyak terinspirasi oleh perjalanan hidup almarhum Wali. Sultan Iskandar Muda juga memimpin Aceh berusia sangat muda, sehingga dalam perjalanan hidup beliau, beliau menjadi sosok yang adil dan bijak. Kita harus belajar dari tokoh-tokoh pemimpin Aceh terdahulu.

Alhamdulillah umur saya masih muda, namun diberikan kepercayaan penuh oleh pimpinan saat ini. Selain politik diusia muda, saya juga berharap dapat memperoleh gelar Doktor Politik termuda, yang saat ini sedang saya selesaikan di Universitas Indonesia. Semoga kedepan antara politik dan pendidikan berjalan bersamaan. Amin!

Kalau terpilih,apa yang akan anda lakukan atau perbuat untuk Aceh ?
Setidaknya ada 3 hal yang harus dilakukan, pertama memperjuangankan UUPA dan MoU Helsinki di Senayan agar dapat diimplementasikan secara menyeluruh dan penuh keadilan. Selama ini komunikasi politik antara Aceh dan Jakarta banyak mengalami tantangan, DPD RI dapat melakukan upaya itu.  Kedua, posisi DPD RI pasca putusan MK, DPD RI memiliki kedudukan yang sama dengan DPR RI, banyak hal yang harus diperjuangkan, walapun selama ini posisi DPD RI masih kurang dirasakan oleh masyarakat Aceh. Dan hal ketiga adalah saya akan berusaha menjalankan amanah Rakyat Aceh untuk dapat diperjuangkan di Jakarta baik masalah Bendera, Wali Nanggroe, RPP yang belum selesai dan turunan UUPA yang masih setengah hati diberikan oleh pemerintah pusat.              

Menurut anda, para Senator yang duduk sekarang sudah kah berbuat untuk Aceh, atau masih kurang barangkali ?
Saya tidak mau menilai keburukan mereka, hanya saja jika saya dipercaya kedepan duduk di DPD RI, saya sudah memiliki strategi dan platform program yang harus diselesaikan untuk membantu pemerintah Aceh baik eksekutif maupun legislatif. Pada pemilu 2012 ytang lalu kita kehilangan 1 pasal dalam UUPA yaitu pasal 256, itu sebenarnya tugas DPD RI, kedepan jika saya dipercaya di DPD RI, saya akan menjaga semua pasal tersebut sehingga tidak memunculkan konflik regulasi yang pernah kita alami sehingga membuang banyak energi pada saat itu.

Bagaimana pendapat Anda terhadap Kepemimpinan Zikir,sudah baik, atau belum baik, atau akan baik ?
Saya menilai banyak sekali tugas yang harus diselesaikan dan diselamatkan oleh Pemerintah Zikir. Pemerintah Zikir baru berusia satu tahun, tidak mungkin dengan membalik telapak tangan semua masalah selesai. Saya rasa kita semua harus mendukung Pemerintahan Zikir.

Sektor mana yang perlu dibenahi, dipertahankan atau dihilangkan oleh Zikir, agar masyarakat Aceh lebih cepat Sejahtera ?
Menurut hemat saya, sektor yang sangat penting adalah sektor pendidikan dan sektor ekonomi. Namun juga harus didukung oleh sektor lainnya seperti sektor insfrastruktur, sektor sosial dan sektor lainnya, harus berjalan sinergis dan terintegrasi.

Masalah bendera bagaimana sikap Anda ?

Bendera Aceh dengan bentuk Bintang Bulan sudah sah secara hukum, jadi tidak perlu diperbesar lagi dan diperdebatkan lagi. Permasalahan pemerintah pusat tidak siap menerima saya rasa itu hanya masalah waktu saja, dan kedepan Insya Allah semua akan baik baik saja, apalagi Bendera Aceh sudah sah dan memiliki legitimasi yang kuat di rakyat Aceh.(*)

Tabloid Peunawa Aceh
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2011. Kabar Aceh - All Rights Reserved
Alamat Redaksi/ Bisnis/ Pemasaran: Jln.Mohd.Taher,Kec.Lueng Bata,Banda Aceh. Telp/Hp: 081360224009