Fachrul Razi, M.I.P, demikian
nama lengkapnya, salah seorang pemuda yang cerdas, kreatif, inovatif dan banyak
hal-hal positif lainnya yang melekat pada dirinya, mantan juru bicara Partai Aceh
ini mencalonkan diri sebagai calon DPD RI, ia merupakan salah satu calon
senator termuda se Indonesia, dan masih single. Berikut hasil wawancara dengan salah satu calon senator
Keubanggaan Ureung Aceh ini.
Katanya Anda
maju sebagai calon DPD RI, kenapa tidak memilih menjadi Caleg DPR RI atau DPRA ?
Insya Allah, karena saya melihat banyak permasalahan yang
tidak selesai dan hal tersebut merupakan tugas dan wewenang DPD RI yang selama
ini belum dijalankan secara maksimal. DPD RI mewakili keterwakilan Aceh,
sehingga memiliki tantangan yang lebih besar dan membutuhkan keseriusn dari
kita untuk dapat menjadikan DPD RI sebagai institusi di negara ini dalam
mempercepat proses pembangunan dan perdamaian di Aceh.
Kabarnya anda
sekarang tidak lagi menjabat sebagai Jubir PA, kenapa, dan siapa pengganti anda
?
Saya orang yang siap bekerja dimana saja, dan siap bekerja
secara ikhlas. Posisi Juru Bicara adalah amanah bagi saya dan alhamdulillah
selama 2,5 tahun saya menjabat sebagai Juru Bicara di periode DPA PA tahun
2008-2013, banyak hal yang telah saya lakukan demi kebaikan dan kemajuan Partai
Aceh. Untuk periode yang baru, memang belum ada SK untuk masing masing bidang
termasuk Juru Bicara, karena masih demisioner semua. Ya kalau dipercayakan
kembali yang saya harus siap demi Partai Aceh, dan Alhamdulillah juga jika saya
dipercaya untuk posisi lainnya saya juga harus siap, termasuk dipersiapkan oleh
Partai Aceh untuk naik DPD RI, sama seperti rekan saya lainnya yang
dipersiapkan di Partai Aceh untuk naik DPRK, DPRA dan DPR RI.
Sudah sejauh
mana persiapan anda menuju Senayan sebagai calon Senator ?
Sejauh ini saya masih menyusun strategi pemenangan dan tim
sukses, karena masa kampanye masih lama. Setidaknya yang saya lakukan adalah
membantu Partai Aceh untuk mempersiapkan calon calon yang diusung ke DPRK dan
DPRA dengan mempersiapkan beberapa training politik dalam waktu dekat. Politik
itu membutuhkan kejujuran dan kecerdasan, bukan nafsu dan keinginan atas
kekuasaan, oleh karena itu saya akan berkampanye politik yang jujur dan cerdas
di 2014, setidaknya untuk meyakinkan rakyat Aceh bahwa politik itu adalah cara
untuk kebaikan bukan sebaliknya. Oleh karena itu pendidikan politik sangat
perlu dikedepankan pada Pemilu 2014 mendatang.
Kabarnya, saat
mendaftar sebagai Calon DPD, anda di antar langsung oleh Abu doto (Gubernur
Aceh, redaksi), apakah itu pertanda Gubernur mengarahkan pilihan Rakyat Aceh
untuk anda ?
Pak Gubernur Dr. Zaini Abdullah hanya mengantarkan saya
sebagai orang tua, bukan sebagai Gubernur, karena beliau Tuha Peuet Partai
Aceh, dan alhamdulilllah pimpinan di Partai baik di Pusat maupun di Wilayah
sangat mendukung saya, jadi semua ini adalah amanah yang harus saya jaga dan
saya perjuangan. Saat ini saya dipercaya sebagai staf khusus
Gubernur Aceh, saya banyak balajar dari Dr. Zaini sebagai orang tua saya.
Beliau sangat mendidik saya untuk masa depan Aceh yang lebih baik, demikian
juga dengan Wali Nanggroe, Tgk Malik Machmud Al Haytar, saya diajarkan
bagaimana membangun Aceh kedepan. Ilmu ini bagi saya saya berguna untuk masa depan
saya dan Aceh kedepan. Bagi saya, Mualem (Muzakir Manaf) juga banyak
mengajarkan politik kepada saya, dari kesabarannya dan rendah diri seorang
Mualem, banyak memberikan inspirasi bagi saya dalam berkiprah di politik Aceh
hari ini. Mereka bertiga bagi saya adalah Orang Tua yang patut kita teladani.
Pemilu kali ini
ada 40 calon Senator, 4 diantaranya Incumbent, apakah anda mampu tembus ke
Senayan ?
Saya hanya berusaha yang terbaik bersama Partai dan tim saya,
semuanya kembali kepada Allah. Manusia hanya berusaha, Allah lah yang
menentukannya. Yang terpenting adalah, meyakinkan Rakyat Aceh untuk
mendukung kita, karena secara ekonomi, sejujurnya saya memiliki kelemahan dalam
bidang keuangan, namun hari ini Rakyat sudah cerdas, berpolitik dengan uang (money politics) adalah cara yang tidak disukai oleh rakyat. Saya hanya
menawarkan program untuk menyelamatkan UUPA dan MoU Helsinki di senayan
agar dapat diimplementasikan secara baik oleh Pemerintah Pusat. Itulah fungsi
DPD RI yang sangat utama yaitu memperjuangkan UUPA dan MoU Helsinki agar dapat
dijalankan dengan baik oleh Pemerintah Pusat di Jakarta.
Kalau terpilih, mungkin
anda merupakan Anggota Senator termuda se Aceh, mungkin juga se Indonesia ?
Insya Allah, hanya Allah lah yang menentukan. Namun
disisi lain hal ini juga dapat memberikan motivasi buat kaum muda untuk dapat berkiprah
dalam politik dan pemerintahan, bahwa usia muda bukanlah suatu halangan.
Demikian juga dengan strategi Partai Aceh yang banyak mengkader tokoh muda
dalam politik dan memberikan ruang yang luas bagi kaum muda untuk berkiprah dan
berkontribusi.
Kita harus belajar dari Almarhum Wali Tengku Hasan Muhammad
di Tiro, diusia beliau yang muda beliau sudah terjun dalam dunia politik dan
diusia beliau yang sangat muda, beliau memperoleh gelar Doktor dalam bidang
politik dan ekonomi. Saya banyak terinspirasi oleh perjalanan hidup almarhum
Wali. Sultan Iskandar Muda juga memimpin Aceh berusia sangat muda, sehingga
dalam perjalanan hidup beliau, beliau menjadi sosok yang adil dan bijak. Kita
harus belajar dari tokoh-tokoh pemimpin Aceh terdahulu.
Alhamdulillah umur saya masih muda, namun diberikan
kepercayaan penuh oleh pimpinan saat ini. Selain politik diusia muda, saya juga
berharap dapat memperoleh gelar Doktor Politik termuda, yang saat ini sedang
saya selesaikan di Universitas Indonesia. Semoga kedepan antara politik dan
pendidikan berjalan bersamaan. Amin!
Kalau
terpilih,apa yang akan anda lakukan atau perbuat untuk Aceh ?
Setidaknya ada 3 hal yang harus dilakukan, pertama memperjuangankan UUPA dan MoU
Helsinki di Senayan agar dapat diimplementasikan secara menyeluruh dan penuh
keadilan. Selama ini komunikasi politik antara Aceh dan Jakarta banyak
mengalami tantangan, DPD RI dapat melakukan upaya itu. Kedua,
posisi DPD RI pasca putusan MK, DPD RI memiliki kedudukan yang sama dengan DPR
RI, banyak hal yang harus diperjuangkan, walapun selama ini posisi DPD RI masih
kurang dirasakan oleh masyarakat Aceh. Dan hal ketiga adalah saya akan berusaha menjalankan amanah Rakyat Aceh untuk
dapat diperjuangkan di Jakarta baik masalah Bendera, Wali Nanggroe, RPP yang
belum selesai dan turunan UUPA yang masih setengah hati diberikan oleh
pemerintah pusat.
Menurut anda, para
Senator yang duduk sekarang sudah kah berbuat untuk Aceh, atau masih kurang
barangkali ?
Saya tidak mau menilai keburukan mereka, hanya saja jika saya
dipercaya kedepan duduk di DPD RI, saya sudah memiliki strategi dan platform
program yang harus diselesaikan untuk membantu pemerintah Aceh baik eksekutif maupun
legislatif. Pada pemilu 2012 ytang lalu
kita kehilangan 1 pasal dalam UUPA yaitu pasal 256, itu sebenarnya tugas DPD
RI, kedepan jika saya dipercaya di DPD RI, saya akan menjaga semua pasal
tersebut sehingga tidak memunculkan konflik regulasi yang pernah kita alami
sehingga membuang banyak energi pada saat itu.
Bagaimana
pendapat Anda terhadap Kepemimpinan Zikir,sudah baik, atau belum baik, atau
akan baik ?
Saya menilai banyak sekali tugas yang harus diselesaikan dan
diselamatkan oleh Pemerintah Zikir. Pemerintah Zikir baru berusia satu
tahun, tidak mungkin dengan membalik telapak tangan semua masalah selesai. Saya
rasa kita semua harus mendukung Pemerintahan Zikir.
Sektor mana yang
perlu dibenahi, dipertahankan atau dihilangkan oleh Zikir, agar masyarakat Aceh
lebih cepat Sejahtera ?
Menurut hemat saya, sektor yang sangat penting adalah sektor
pendidikan dan sektor ekonomi. Namun juga harus didukung oleh sektor lainnya
seperti sektor insfrastruktur, sektor sosial dan sektor lainnya, harus berjalan
sinergis dan terintegrasi.
Masalah bendera
bagaimana sikap Anda ?
Bendera Aceh dengan bentuk Bintang Bulan sudah sah secara
hukum, jadi tidak perlu diperbesar lagi dan diperdebatkan lagi. Permasalahan
pemerintah pusat tidak siap menerima saya rasa itu hanya masalah waktu saja,
dan kedepan Insya Allah semua akan baik baik saja, apalagi Bendera Aceh sudah
sah dan memiliki legitimasi yang kuat di rakyat Aceh.(*)
Tabloid Peunawa Aceh
Tabloid Peunawa Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar