Tepat 4
tahun setelah SBY-Boediono menjabat sebagai kepala pemerintahan, justru harga
kebutuhan pokok menjadi keluhan masyarakat hingga Oktober 2013. Melonjaknya
harga kebutuhan bahan pokok ini, menjadi puncak kekecewaan warga, persentasenya
mencapai 57,3 persen.
Hal itu
dikemukakan Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yuda dalam rilis
survei yang tajuk 'Evaluasi 4 Tahun SBY Budiono: Stagnasi Kepuasan Publik
Terhadap Kinerja Pemerintah dan DPR' di Morrisey Serviced Apartment &
Hotel, Lecture Room, Jalan KH Wahid Hasyim No.70, Jakarta Pusat, pada Minggu
(20/10).
"Mahalnya
harga kebutuhan pokok ini terjadi sebagai imbas dari ketidakjelasan kenaikan
harga BBM, meski berlaku efektifnya 23 Juni 2013. Selain itu krisis ekonomi
dunia yang belum berakhir juga mempengaruhi pasar dan perekonomian
nasional," kata Hanta menerangkan.
Hanta
menilai, saat survei dilakukan pertengan bulan lalu, publik masih ingat dengan
naiknya harga bawang, cabe, dan hilangnya daging di pasaran. Bagi masyarakat,
menurut Hanta, hal-hal itu adalah kebutuhan pokok yang biasa mudah mereka
dapatkan. Namun tiba-tiba mahal dan menghilang di pasaran.
Dari efek
kenaikan bahan pokok itu, menurut Hanta, hal itu berimbas pada sulitnya mencari
pekerjaan, menurunnya daya beli masyarakat, dan sulitnya masyarakat dalam
mengakses pendidikan, kesehatan, dan fasilitas publik lainnya.
"Masalah
paling pokok yang tengah dihadapi masyarakat saat ini akibat kenaikan harga
kebutuhan pokok adalah, responden yang mengaku kesulitan mencari pekerjaan sebanyak
12, 7 persen, biaya pendidikan yang mahal sebanyak 10,4 persen, mahalnya biaya
berobat 5,4 persen, naiknya ongkos transportasi dan fasilitas publik lainnya
3,3 persen, lainnya 4,5 persen, dan responden yang menjawab tidak tahu sebanyak
5,4 persen," ujar Hanta.
Menurut
Hanta, survei Pol-Tracking Instititute dilakukan dengan serempak di 33
provinsi, dengan 2010 sampel dan tingkat kesalahan kurang lebih 2,19 persen
pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan penarikan sampel mennggunakan
multi-stage random sampling. Pengambilan data dengan wawacara tatap muka dengan
kuiseoner yang dilakukan pada 13-23 September 2013.
merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar