Sosok pemuda ini selalu tampak sumringah. Senyum yang tersungging dari
raut wajahnya itu alami. Raut wajahnya selalu bersahabat, walaupun terhadap
orang yang belum ia kenal sekalipun. Dalam dirinya ada segudang talenta,
enerjik, piawai, mandiri, suka bergaul serta visioner dalam hidupnya.
Pria ini bernama Azhar Ibrahim, lahir
di Manggeng, Aceh Barat Daya (Abdya) 19 februari 1976. Beristrikan Yusdiana
yang telah memberinya seorang buah hati tercinta. Sosok ayah satu orang anak
ini, selalu ceria dan ramah dalam bergaul, enjoy santun juga sering ngumpul
dengan teman sejawat sambil kongkow
dan ngopi bareng. Tak pelak, suara
canda sesekali muncul dari celotehnya sehingga mengundang gelak tawa di antara
rekan-rekannya.
Menurut seorang teman seangkatan,
Azhar adalah sosok yang luar biasa, karena memiliki sifat membaur, familiar
juga senang dengan kritikan yang membangun. Cerita teman Azhar ini saat ngopi bareng di sebuah workshop kerajinan batok kelapa di sudut kota Banda Aceh, pekan
lalu.
Azhar yang merupakan anggota TNI,
berpangkat sersan dua (Serda) yang bertugas di Kodim 0101 BS. Merupakan Bintara
Binaan Desa (Babinsa) Koramil 15 Meuraxa. Kota banda Aceh. Dirinya yang
visioner telah membuat sebuah karya yang sangat luar biasa. Karya dari
tangannya sendiri ini mampu memberikan nilai jual yang sangat tinggi dan dapat
menjadi pusat sebuah kerajinan tangan pekerjaan rumahan untuk masyarakat Kota
Banda Aceh dan Aceh umunya.
Karya tersebut adalah, benda-benda
yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat seperti mainan gantungan kunci,
cincin, gelang, bahkan sampai alat dapur rumahan seperti gelas, mangkuk dan
piring. Namun, semua barang tersebut dibuat menggunakan batok kelapa.
Sebagian besar masyarakat selama ini tidak mengatuhi bahwa ada
sesuatu yang sangat luar biasa dari sebuah batok kelapa. Kebanyakan masyarakat
selama ini hanya memanfaatkan batok kelapa untuk sekedar bahan bakar
memasak. Namun, Azhar yang bukan seorang pesulap ini, dapat menyulap
barang sepele itu menjadi produk kreatif dengan nilai jual yang memuaskan.
Saat ditanya apa saja
yang bisa dibuatnya, Azhar mengatakan dirinya sanggup membuat hiasan ataupun
aksesoris apa saja dari batok kelapa, cuman kalau benda tersebut besar yang
penting waktunya tidak bisa terburu-buru agar hasilnya memuaskan. Katanya
sambil tersenyum.
Disela-sela
pembicaraan, Azhar mengungkapkan bahwasanya dia bisa membuat kerajinan tangan
dari batok kelapa tersebut berkat jasa seseorang yang begitu luar biasa dalam
hidupnya. Ialah Lukman, yang akrab disapa pakde. “ Pakde lah yang telah
memberikan saya ilmu ini, tanpa pakde mungkin hari ini saya tidak ngerti kenapa
batok kelapa bisa dibuat jadi rencong yang lurus” Katanya.
Azhar mengaku sangat
bersyukur bisa kenal sama pakde “Menurut saya bisa ketemu pakde itu anugrah
yang sangat luar biasa dan beliau juga sudah saya anggap sebagai ayah angkat
saya. Banyak pelajaran yang diberikan beliau kepada saya, Insya Allah itu semua
dapat menjadi bekal di hari tua nantinya.” Ungkap Azhar dengan bangga.
Azhar mengharapkan
bila kedepan nanti usaha kerajinan pakde ini bisa berkembang dan bisa menjadi
sumber penghasilan untuk masyarakat yang selama ini belum tau manfaat dari
batok kelapa selain hanya untuk sekedar bahan bakar memasak atau banyak juga
digunakan untuk membakar jagung.
Apalagi pakde juga
membuka pelatihan membuat kerajinan dari batok kelapa untuk siapa saja
masyarakat yang ada di Kota Banda Aceh dan Aceh umumya secara Cuma-Cuma, tapi
harap pakde, orang yang mau belajar nantinya harus dengan sungguh-sungguh dan
mau bekerja sama. Kata Azhar.
Ditemui di lokasi yang sama, Farhel Ditya, yang merupakan
seorang promotor pemasaran kerajinan tangan ini mengatakan, kerajinan tangan
dari batok kelapa adalah sebuah karya tangan yang luar biasa, coba anda
bayangkan bagaimana sebuah batok kelapa dapat dibuat menjadi rencong, cincin,
leontin dan yang lebih aneh lagi bisa dibuat sesuai bentuk apapun yang anda
inginkan, tentu ini sangat luar biasa. Ungkapnya dengan antusias.
Farhel juga menambahkan, “Saya yakin dan percaya jika saja ada
dana yang cukup guna membeli peralatan yang layak dan juga menyewa sebuah gerai
di tempat terbuka seperti dipusat pasar, pasti usaha ini akan maju. namun
sekarang ini usaha tersebut merupakan usaha rumahan atau usaha yang dikerjakan
di rumah. Minimnya anggaran membuat usaha ini belum bisa berkembang.” Jelasnya.
Lanjutnya, Dirinya juga berharap semoga kedepan usaha kerajinan
batok kelapa ini dapat berkembang di Seluruh Aceh bahkan sampai seluruh
Indonesia. Katanya dengan tegas. (Aditya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar