Home » , » Bandara Rembele, Evakuasi Dan Distribusi Logistik Gempa Gayo

Bandara Rembele, Evakuasi Dan Distribusi Logistik Gempa Gayo

Written By Unknown on Senin, 08 Juli 2013 | 10.37

 “Jumlah Korban dan Kerusakan Akibat Gempa Terus Bertambah”
Gempa dengan kekuatan 6,2  SR mengguncang kuat dua kabupaten di Aceh; yaitu Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah pada hari Selasa (2/7) pukul 14.30 WIB. Gempa ini berpusat di daratan dengan kedalaman 10 kilometer dan telah menimbilkan kerusakan besar walaupun memiliki magnitudo gempa yang lebih rendah. Pada hari yang sama, juga telah terjadi gempa susulan paling tidak hingga 16 kali dan diataranya terdapat dua kali gempa yang sangat terasa, yakni pukul 20.55 WIB dengan kekuatan 5,5 SR dan pukul 22.36 WIB den gan kekuatan 5,3 SR.
Sore hari, pasca gempa terjadi telah menyebabkan kepanikan yang luar biasa pada masyarakat dengan merebaknya berbagai isu yang diantaranya menyebutkan akan meletusnya Gunung berapi Burni Telong dan akan terjadinya tsunami yang berasal dari Danau Lot Tawar. Masyarakat berhamburan keluar dari rumah dan berlarian mengungsi ke luar dari kota mencari tempat yang dirasakan lebih aman. Serta beberapa saat kemudian terjadilah ribuan pengungsi memadati jalan-jalan dalam keadaan tak terkendali untuk bergerak keluar dari Kota Takengon dan Bener Meriah. Keadaan ini semakin diperparah dengan terputusnya sarana komunikasi dan listrik di dua lokasi kejadian ini.
Jumlah korban dan kerusakan akibat gempa, hingga saat ini terus bertambah. Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sampai dengan Hari Minggu (7/7) tercatat 40 orang meninggal, 63 orang luka berat, 2.362 orang rawat jalan, dan kerusakan rumah mencapai 15.919 unit serta telah menimbulkan gelombang pengungsian mencapai 22.125 orang.  BNPB menetapkan Masa tanggap darurat berlangsung selama 2 minggu yaitu 3-17 Juli 2013, dan nantinya akan dievaluasi sesuai dengan kondisi di lapangan.
Keberadaan Bandar Udara Rembele dalam penangan Bencana Gempa bumi ini memiliki peran yang sangat penting. Dalam penanganan pada saat dan pasca gempa terjadi dibutuhkan jalur evakuasi dan distribusi logistik yang cepat. Pada saat bencana terjadi, pencarian, penyelamatan dan evakuasi menjadi fokus utama. Kemudian pada saat pasca gempa, fokus utama adalah menyalurkan distribusi logistik dari luar daerah bencana. Satu-satunya jalur evakuasi dan distribusi logistik yang paling cepat dari moda transportasi yang ada adalah sarana transportasi udara.
Setelah gempa terjadi, Bandar Udara Rembele menjadi bandara yang dimanfaatkan baik untuk jalur evakuasi maupun pendistribusian logistik. Masyarakat berharap, dalam keadaan darurat Pemerintah dapat bertindak secepat mungkin dalam memberikan bantuan  dan melakukan proses evakuasi terhadap korban bencana melalui Bandar udara. Sehari setelah gempa, (3/7), Gubernur bersama rombongan dengan menumpang pesawat milik MAF langsung mendarat di Bandar Udara Rembele pada pagi hari, tanpa adanya dukungan transportasi  udara ini tentunya hal ini akan menyulitkan, Pada hari yang sama, Rabu, 3 Juli 2013 Menko Kesra, Mensos beserta rombongan mendarat pukul 16.30 WIB; dan Kami (4/7) 4 Korban gempa dievakuasi ke Banda Aceh untuk dirujuk ke rumah sakit Zainoel Abidin.
Distribusi bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan ke Kabupaten Bener Meriah. Jalur distribusi yang cepat saat ini masih bergantung pada jalur udara melalui pesawat Hercules dan Cargo, mengingat jalur darat masih terbatas dikarenakan kerusakan badan jalan akibat lonsor pasca gempa. BNPB telah mengirimkan sekitar 40 ton bantuan logistik dan peralatan termasuk alat-alat kesehatan dan obat ,tenda keluarga, selimut, tikar/matras/kasur, permakanan, sandang ke Bener Meriah dan Aceh Tengah, baik melalui jalur darat maupun dari udara dengan pesawat Hercules dan kargo.
Keberadaan jalur transportasi udara dalam penanggulangan keadaan darurat bencana bukanlah hal kecil yang dapat diabaikan. Disisi lain, dikarenakan kekurangan prasarana dan fasilitas telah membuat bandar udara Rembele terbatas dalam kapasitas evakuasi dan distribusi logistik mendesak. Bandara Rembele memiliki panjang landasan 1.400 Meter yang hanya dapat didarati oleh pesawat sejenis Fokker 50 dan CN 235. Fasilitas Navigasi hanya terbatas dengan adanya Non Directional Beacon (NDB), dan sarana komunikasi yang ada hanyalah perangkat  SSB/VHF. Bandara ini juga belum dilengkapi dengan perangkat Airfield Lightning System (AFL) yang memungkinkan untuk operasional  penerbangan malam. Untuk menjawab tantangan kedepan, tentunya dibutuhkan peningkatan kapasitas Bandar udara secara sistematis di Aceh khususnya dalam hal Penanggulangan bencana.
Dishubkomintel.acehprov
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2011. Kabar Aceh - All Rights Reserved
Alamat Redaksi/ Bisnis/ Pemasaran: Jln.Mohd.Taher,Kec.Lueng Bata,Banda Aceh. Telp/Hp: 081360224009