Banda Aceh - Seratusan pegawai Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Meuraxa berunjuk rasa ke Balai Kota Banda Aceh, Kamis, dan mendesak agar
direktur rumah sakit pemerintah itu dicopot dari jabatannya, karena dinilai
arogan.
Pada aksi tersebut, massa mengusung spanduk yang ditandatangani
para pegawai menyangkut mosi tidak percaya kepada Direktur RSUD Meuraxa dr
Ridwan SPOG.
"Kami datang kemari menuntut Direktur RSUD Meuraxa dicopot
dari jabatannya. Yang bersangkutan arogan dan tidak menghargai kami sebagai
bawahannya," kata Jailani, orator aksi.
Menurut dia, arogansi sang direktur diperlihatkan ketika
memarahi bawahan di depan umum. Kemudian, sang direktur tidak pernah mau
menerima masukan dari staf.
"Misalnya ada alat kesehatan yang tidak laik pakai. Ahlinya
menyebutkan tidak bisa dipakai lagi. Tapi, sang direktur tetap tidak mau tahu
dan alat itu harus digunakan," katanya.
Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal yang menemui
massa mengatakan pihaknya menampung aspirasi para pegawai RSUD Meuraxa. Ia
meminta pegawai RSUD Meuraxa bersabar karena pemerintah kota akan menyelesaikan
permasalahan tersebut
"Kami meminta bersabar. Masalah ini akan diselesaikan
secepatnya, mengingat RSUD Meuraxa merupakan layanan publik. Pelayanan di rumah
sakit milik Pemerintah Kota Banda Aceh jangan sampai terhenti karena aksi
ini," kata dia.
Illiza mengatakan dirinya baru mengetahui permasalahan di RSUD
Meuraxa setelah pegawainya melakukan aksi di Balai Kota Banda Aceh. Namun, ia
meminta aksi tersebut tidak mengganggu pelayanan di rumah sakit.
"Saya baru tahu ada masalah di rumah sakit hari ini.
Sebelumnya, komunikasi kami dengan pihak rumah sakit lancar-lancar saja. Bahkan
RSUD Meuraxa penyumbang pendapatan asli Kota Banda Aceh," kata dia.
Usai mendengar penjelasan Wakil Wali Kota Banda Aceh, massa dari
RSUD Meuraxa membubarkan diri dengan tertib. Aksi tersebut sempat menarik
perhatian pegawai Balai Kota Banda Aceh. (*)
Antaraaceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar