Pesawat Garuda Indonesia GA181 tujuan
Jakarta menandai dimulai penerbangan komersial dari Bandara Kuala Namu,
Deliserdang, Kamis (25/7). Pesawat yang mengangkut 106 penumpang itu lepas
landas sekitar pukul 05.15 WIB.
Penumpang
yang akan berangkat dilepas dengan lagu dan tarian Melayu di lorong Gate 5. Kru
pesawat juga dikalungi bunga dan diulosi oleh Direktur Utama Angkasa Pura II
Tri Sunoko.
Bandara Kuala Namu yang
terletak di Deliserdang, Medan, digadang-gadang bakal menjadi salah satu
bandara terbaik di dunia. Namun, ada yang membuat Menteri Badan Usaha Milik
Negara Dahlan Iskan malu.
Pandangan
Dahlan tertuju pada pos pengamanan bandara. Hari pertama operasional Bandara
Kuala Namu, Dahlan mengaku malu dengan kondisi pos pengamanan bandara yang
disiapkan pihak kepolisian untuk menjaga keamanan bandara.
Protes itu disampaikan Dahlan Iskan kepada
Dirut PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko dan Kapolres Deli Serdang AKBP Dicky
Patrianegara saat soft operasional di Bandara Kuala Namu. Dahlan malu karena
pos pengamanan tersebut hanya terbuat dari triplek atau kayu yang dipakukan
pada kayu yang berdiri. Jika tidak ada tulisan "Pos Pengaman Operasional
Bandara", mungkin tidak ada yang mengira bahwa pos tersebut adalah pos
pengamanan.
Dahlan Iskan mengatakan
bentuk bangunan pos pengamanan yang terbuat dari kayu triplek tersebut tidak
sesuai dan tidak sebanding kemegahan Bandara Kuala Namu. "Masa bandara
secantik ini diwarnai bangunan seperti itu," katanya di Medan.
Selain
itu, berdasarkan pantauan merdeka.com, antrean juga terlihat cukup panjang di
lokasi check in penerbangan. Calon penumpang menyatakan ada masalah pada sistem
konveyor bagasi. Saya sudah antre sekitar 20 menit, kata Nababan, penumpang
Lion Air tujuan Jakarta.
Sejumlah
kekurangan dari bandara baru ini antara lain ialah pertama, akses jalan utama
yang belum rampung. Pun, pada jalur alternatif menuju bandara tersebut yang
umumnya masih buruk.
Kedua,
penerangan dan rambu penunjuk arah jalan. Ketiga, bandara ini masih dilakukan
penyempurnaan fisik.
Pekerjaan
yang paling kentara terlihat di stasiun kereta bandara. Pengelasan dan
aktivitas pekerjaan paling banyak terlihat di sana. Suara bising dan debu dari
pekerjaan itu membuat Bandara Kuala Namu kurang nyaman. Bau debu paling terasa
begitu penumpang memasuki sarana pengganti Bandara Polonia ini.
Keempat,
kemegahan Bandara Kuala Namu belum disertai dengan fasilitas yang memadai.
Masjid dan ruang VVIP belum ada di sana.
Dahlan
menuturkan, meski belum sepenuhnya sempurna, pengoperasian Bandara Kuala Namu
telah menjawab kekhawatiran banyak pihak terhadap kebijakan operasional hari
ini. Banyak yang menduga kondisi Bandara Kuala Namu akan kacau karena
pengoperasiannya terkesan dipaksakan. "Ada pula yang meminta pengoperasiannya
ditunda. Saya pun tadi malam ikut khawatir," akunya.
Sementara
itu, Tri S Sunoko berjanji, pihaknya akan memperbaiki semua kekurangan di
bandara pengganti Polonia tersebut. Angkasa Pura II masih punya sekitar 56 hari
untuk melakukan perbaikan sebelum diresmikan September mendatang.
merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar